Jumat, 27 Mei 2016

Aquaponik untuk hobi dan bisnis

Aquaponik untuk hobi dan bisnis

Akuaponik sebenarnya adalah bagian dari pengembangan teknologi hidroponik. Pertanian hidroponik sendiri adalah menanam tanaman dengan cara menggantung tanaman menggunakan tempat styrofoam atau bahan yang bisa mengapung diatas air dengan akar menjulur kebagian bawah pada tempat penampungan air yang telah diberi nutrisi.

Aquaponik adalah sebuah sebuah gabungan dua sistem konvensional aquakultur (sebuah system pertanian memelihara dan mengembangbiakan ikan, udang, siput di dalam sebuah tangki atau kolam ikan) dengan sistem hidroponik (menanam tanaman di atas air atau dengan bantuan media air) di dalam sebuah lingkungan dengan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Atau untuk lebih menyederhanakan pengertian dari aquaponik ini adalah sebuah sistem yang menggabungkan pembesaran ikan dengan pembesaran tanaman yang membentuk hubungan saling menguntungkan.

Sistem akuaponik dalam prosesnya menggunakan air dari tangki atau kolam ikan, kemudian disirkulasikan kembali melalui suatu pipa yang mana tanaman akan ditumbuhkan. Jika dibiarkan di dalam tangki, air justru akan menjadi racun bagi ikan-ikan di dalamnya. Bakteri nitrifikasi merubah limbah ikan sebagai nutrien yang dapat dimanfaatkan tanaman.

Kemudian tanaman ini akan berfungsi sebagai filter vegetasi, yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi ikan. Jadi, inilah siklus yang saling menguntungkan. Melalui sistem akuaponik, tanaman tidak perlu disiran setiap hari secara manual, sebab air dikolam dipompa ke atas hingga mampu menyirami tanaman dan bisa ditambahkan timer agar kita bisa menentukan waktu penyiraman sesuai yang diinginkan.

Kita hanya perlu memberi makan pada kolam ikan yang pada akhirnya bisa mendapat sayuran dan ikan segar. Keuntungan akuaponik untuk kolam dan ikan itu sendiri adalah kebersihan air kolam tetap terjaga, air tidak mengandung zat-zat yang berbahaya bagi ikan karena sudah melalui proses filtrasi. Dan sayurannyapun mendapat nutrisi atau makanan dari kotoran yang dikeluarkan ikan tersebut.

Yang harus diperhatikan dalam teknik budidaya hidroponik, aeroponik maupun akuaponik adalah tak semua jenis tanaman bisa ditanam begitu juga dengan jenis ikannya. Hanya sayuran dan buah dengan akar serabut yang bisa ditanam dengan metode ini, sedangkan ikan yang bagus adalah ikan yang dikonsumsi karena kotoran yang dihasilkan lebih banyak.

Hampir semua jenis budidaya ikan seperti lele, gurami, nila, koi, emas, bawal, mujair, udang galah dan jenis ikan lainnya dapat dimanfaatkan untuk akuaponik. Sedangkan jenis tanaman yang biasa dibudiyakan umumnya adalah tanaman sayuran yang bisa dipanen daunnya dan memiliki nilai ekonomis seperti selada, sawi, caisim, kangkung, dan sebagainya. Bahkan tanaman seperti cabai, terong, dan, tomat juga bisa pula dibudidayakan dengan sistem akuaponik.

Cocok tanam dengan teknologi akuaponik bisa dilakukan di lahan terbatas seperti halaman rumah dengan peralatan sederhana seperti bak penampung air, paralon, pompa, talang air dan styrofoam yang dirangkai. Jika ingin hasilnya maksimal bisa diberikan atap atau naungan sehingga sayuran yang ditanam tidak langsung terkena sinar matahari maupun hujan. Namun Dedi mengatakan untuk skala usaha, pertanian tersebut dilakukan dalam green house, agar suhu, kelembaban tanaman terjaga dan melindungi tanaman dari serangan hama penyakit.

Dibandingkan hasil pertanian konvensional yang menggunakan media tanah,  berbagai teknik penanaman dengan menggunakan medianya air ini, menghasilkan sayur dan buah dengan penampilan yang lebih baik. Misalnya akar sayuran akan berwarna putih. Tentu lebih menarik ketika di-display ketimbang hasil pertanian dengan akar kecokelatan. Teksturnya lebih renyah, tidak banyak yang terbuang pada proses pascapanen menjelang penjualan karena kandungan nutrisinya tercukupi. Kandungan nutrisinya lebih terukur dan lebih baik. Bisa panen lebih cepat dan lebih banyak. Karena kebutuhan nutrisi tanaman yang dilarutkan dalam air, sehingga tidak tergantung pada unsur hara di tanah yang tak bisa dihitung secara pasti nutrisi yang diserap tanaman.

Tanaman yang lokasinya terlindung dan nutrisi yang cukup membuat tanaman tidak terserang penyakit. Kesegaran lebih tahan lama. Bagi skala bisnis tentunya sangat menguntungkan karena bisa menekan biaya tanpa harus ada pengolahan  lahan sebelum atau pascapanen.

Kelebihan dan kelemahan. Dibandingkan hasil pertanian konvensional yang menggunakan media tanah, berbagai teknik penanaman dengan menggunakan media air ini, menghasilkan sayuran dan buah yang lebih baik. Teksturnya lebih renyah, tidak banyak yang terbuang pada proses pasca panen menjelang panen karena kandungan nutrisinya lebih terukur dan lebih baik.  Bisa panen lebih banyak dan lebih cepat.

Bahkan bagi budidaya sayur dan buah dengan sistem akuaponik lebih menguntungkan lagi, karena dari satu lahan yang sama bisa menghasilkan sayuran dan ikan secara bersamaan.  Sementara itu kelemahan cara ini untuk skala usaha yakni investasi konstruksi bangunan dan instalasi di awal terbilang cukup tinggi jika membangun green house dengan penyanggah besi.

Bercocok tanam menggunakan sistem Aquaponik memang menguntungkan karena dapat menghasilkan ikan dan sayuran dalam satu lahan. Tetapi Aquaponik untuk skala bisnis butuh modal awal yang cukup besar sebab kita harus membangun greenhouse dan membangun sistem penanaman untuk sayurannya. Tapi modal awal yang besar itu hanya untuk satu kali saja, sebab sistem atau tempat penanaman & tempat pembesaran ikan bisa digunakan untuk jangka panjang. Untuk biaya perawatan Aquaponik terbilang murah sebab kita hanya mengeluarkan cost untuk membeli pakan ikan, dan sayurannya akan mendapat makanan dari kotoran ikan.
sekian saja tentang Aquaponik yang saya ketahui, terimakasih. 

Sabtu, 14 Mei 2016

Sejarah Tomat


TOMAT


Sejarah Tomat

        Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tumbuhan ini memiliki buah berawarna hijau, kuning, dan merah yang biasa dipakai sebagai sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung tanpa diproses. Tomat memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih sekeluarga dengan kentang dan Terung yang mengadung Alkaloid.
 
        Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christopherus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492. Ketika itu, Columbus diperintahkan oleh Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol utnuk mencari emas dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian, sepertijagung, cabe, dan tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di bawa Columbus, tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di Spanyol dan menyebar sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya.
       
        Tatkala penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara, orang-orang di daerah itu menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Perancis menyebut tomat dengan apel cina . Sementara itu, orang Jerman menyebutnya dengan apel surga . Lain halnya di Inggris, orang-orang di Negara kerajaan itu justru tidak percaya kalau tomat bias dimakan. Mereka menganggap tomat adalah buah beracun. Kekhawatiran yang sama juga terjadi di antara penduduk Amerika, bahkan terus berlangsung hingga abad ke-19. namun pada tahun 1821, orang-orang Louisianan di New Orleans mulai memakai tomat dalam berbagai menu masakan mereka. Tak lama kemudian berita ini cepat menyebar sehingga banyak ditiru masyarakat luas yang menggunakan tomat sebagai campuran masakan seafood.
       
        Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali ditanam oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan produktivitasnya juga masih rendah. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sekarang. Buah tomat yang dihasilkan bias menghasilkan bobothingga 0,4 kg per buah atau 5-8 kg buah per tanaman. Selin kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat hibrida juga mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran rendah, dataran menegah, hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.